Jumat, 15 Juni 2012

Profil Feature


FEATURE PROFIL
“SUMIATI SI PENJUAL JAMU GENDONG KELILING

              Kebudayaan modern kadang bisa menghapuskan budaya tradisional. Anggapan itu kerap kali terdengar. Namun tak berlaku pada jamu tradisional. Buktinya saat ini masih banyak penjual jamu tradisional, khususnya di Tanjungpinang.
           Waktu 12 tahun menjadi penjual jamu,tidak membuat Sumiati (38) merasa bosan  Wanita yang akrab disapa Sumi itu sehari-hari jualan jamu tradisional khas Klaten di Tanjungpinang. Usahanya yang dirintis sejak tahun 2000, telah sedikit mengubah kehidupannya.
Pada tahun 1998, ia memutuskan untuk pindah ke Tanjungpinang. Ia meninggalkan desa kelahirannya Klaten Jawa Tengah, bersama anaknya dengan segenap harapan. Harapn itu sangat besar, ia ingin memperbaiki kehidupannya.
Tanjungpinang menjadi kota utama tujuannya. Dengan penduduk yang lebih banyak dari desa kelahirannya, Sumi berharap jamunya akan lebih laku untuk dijual di Tanjungpinang. Berbekal keahlian untuk membuat jamu yang diperoleh dari ibunya, anak pertama dari tiga bersaudara ini memulai usahanya dengan menggendong jamu.
Setiap hari ia mulai berjalan kaki  berjualan jamu keliling sejak pukul 06.00 pagi dan berakhir pukul 14.00 atau pukul 2 siang. Adapun rute perjalanan dalam jualan jamu gendong ini yaitu Jalan Batu Kucing- Jalan R.Ali Haji-Jalan Ir.Sutami-Jalan Kartika-komplek Man- Jalan citra- Jalan Batu Kucing.
Segala usaha telah dijalaninya untuk memenuhi kebutuhan dan membiayai pendidikan anaknya meski dengan penghasilan dari yang menjual jamu yang pas-pasan, hanya Rp30.000 s/d Rp 40.000/hari.
Banyak suka duka yang telah ia temui selama menjadi penjual jamu gendong keliling dengan berjalan kaki. Pengalaman yang paling menyedihkan terjadi pada tahun 2002, kala itu sedang turun hujan deras di Jalan Batu Kucing, kebetulan jalannya agak menurun. Ketika berjalan tiba-tiba ia terpeleset. Akibatnya semua jamu yang digendongnya jtuh dan botolnya semua pecah. Sedangkan pengalaman yang menarik baginya adalah ketika jamunya diborong habis oleh seorang ibu yang mempunyai kedai makan. Saat itu jamunya langsung laris terjual semua.
Sumi mengaku, meski berat dan mendapat penghasiln tak seberapa, Sumi tak ingin meninggalkan pekerjaannya sebagai penjual jamu gendong keliling.
Ia sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya selama ini. Bahkan ketika ditanya “apakah tidak ingin mencari pekerjaan lain?” ia pun menggeleng. Namun ia masih punya harapan “Ingin membangun rumah sendiri dari hasilnya menjual jamu gendong keliling”,ungkapnya.(Supatmiati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar