Tradisi Melayu
Tanjungpinang, (ke 4), Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri mengukuhkan tari
persembahan sebagai tari khas Kepri. Tari persembahan akan digunakan
dalam menyambut tamu kehormatan pada setiap acara. dalam tari
persembahan ini, hanya ada satu tamu yang akan menerima pemberian sirih
yaitu hanya tamu undangan. Daun sirih didalam tapak yang dibawa penari,
tidak lagi diberikan kepada beberapa pejabat atau orang penting yang
hadir disuatu acara, tapi cukup untuk tamu terpenting. Sirih sendiri
merupakan simbol dalam masyarakat Melayu yang melambangkan kesucian hati
dan tarian ini hanya akan muncul pada momen penting atau sakral saja.
Tari persembahan ini merupakan tradisi turun-menurun sebagai ciri khas
adat Melayu yang dilanjutkan dengan jamuan makan sirih. Bentuk baku
lainnya pada tarian persembahan ini adalah jumlah penarinya selalu
ganjil yang diacara itu berjumlah tujuh orang. ketujuh orang penari
seluruhnya perempuan, seluruhnya selalu tersenyum saat menari dan
tariannya dimainkan dengan gerakan feminim yang lemah lembut.
Itu sebabnya, bentuk baku tari persembahan tidak dilakukan oleh penari
pria, karena tariannya harus dilakukan gerakan feminim. Tidak ada payung
atau aksesoris lain yang dipegang para penari, tidak ada bunga manggar
atau benda-benda lainnya dan penarinya juga mengenakan hiasan mahkota.
Tari persembahan yang ditetapkan LAM akan menjadi acuan diseluruh
Kepri, dan akan menjadi salah satu kearifan lokal. (Kusni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar