Sejarah Yang ada dikepri
PULAU
PENYENGAT
Gambar. Tampak sebuah Bot / Pompong
yang sedang membawa penumpang ke pulau penyengat
TANJUNGPINANG
(Marlisa). kurang lebih 6 km dari Kota Tanjung Pinang, pusat pemerintahan
Provinsi Kepulauan Riau Berbagai sejarah dan peninggalan yang ada di pulau
penyengat tersebut. Pulau ini berukuran kurang lebih 2.500 meter x 750 meter,
dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat dituju dengan
menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong kurang lebih 15 menit
dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjung Pinang.
Pada abad ke-18, Raja Haji membangun sebuah
benteng di Pulau Penyengat, benteng tersebut tepatnya berada di Bukit Kursi,
disana ditempatkan beberapa meriam sebagai basis pertahanan Bintan, Ia menguasai
wilayah istrinya Raja Hamidah tahun 1804. Anaknya kemudian memerintah seluruh
kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya
memerintah di Pulau Lingga di sebelah selatan dan mendirikan Kesultanan Riau –
Lingga. Salah satu situs terkenal di Penyengat adalah sebuah mesjid yang
bernama Mesjid Raya Sultan Riau yang akrab disebut Mesjid Penyengat. Konon
mesjid tersebut terbuat dari putih telor dan dipersembahkan sebagai hadiah bagi
istri sang raja yaitu Engku Putri Hamidah.
Ada 11 situs peninggalan sejarah Melayu di pulau
ini selain mesjid raya, yaitu gedung mesium, perigi putri, makam Engku Putri,
makam Raja Haji Fisabilillah, makam Raja Abdurrahman, makam Raja Ali, makam
Raja Jakfar, gedung Tengku Bilik, Istana Sultan, dan benteng pertahanan.
Gubernur Kepri M. Sani, menjelaskan Pulau Penyengat merupakan salah satu
andalan dalam mendukung wisata sejarah Kepri mengingat banyaknya peninggalan
situs sejarah di pulau ini yang bisa menjadi objek unggulan bagi wisatawan
asing dan domestik. “Festival yang digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif ini bisa menjadi momentum untuk mempromosikan Penyengat sebagai pusat
kebudayaan dan bahasa Melayu di Indonesia,” kata Sani (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar