Kamis, 07 Juni 2012

Tradisi Melayu Mandi Safar

Tradisi Melayu Mandi Safar Bunda Tanah Melayu, Kab,Lingga


Perayaan Mandi Shafar pada awal bulan Februari setiap tahun yang diadakan di Kabupaten Lingga diperkirakan ramai dihadiri pengunjung. Para pengunjung tidak saja berasal dari penduduk lokal melainkan berasal dari luar daerah. Bahkan ada yang datang dari luar negeri, terutama Singapura.
Ritual Mandi Safar
Mandi Shafar adalah suatu kegiatan tradisi yang dilaksanakan sebagian masyarakat Melayu Kabupaten Lingga, Kepri. Kegiatan tradisi yang bernuansa Islami ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada setiap hari Rabu keempat di bulan Syafar tahun Hijriah.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, Muhammad Ishak menjelaskan kegiatan ini sudah dilaksanakan secara turun temurun yang berlansung sejak Sultan Lingga Riau yang terakhir, yakni Sultan Abdurrahman Muazamsyah yang memerintah tahun 1883-1911 silam.
Makna mandi Syafar sebenarnya adalah introspeksi diri baik jasmani maupun rohani yang di dalamnya terkandung harapan ke ridhoan Allah agar diselamatkan dari musibah dan malapetaka. Selanjutnya memohon ampunan kepada-Nya atas segala kesalahan dan kekurangan yang pernah dibuat agar tidak terulang di masa mendatang.
Sedangkan makna sosialnya menjaga terjalinnya hubungan silaturahmi antara keluarga di masyarakat yang ditandai dengan kekompakkan dan rasa kebersamaan, baik saat berada di rumah ibadah, di tempat pemandian atau di tempat objek-objek wisata lainnya.
Beberapa lokasi objek wisata yang bakal dipenuhi oleh pengunjung saat mandi Shafar diantaranya air terjun Resun, Pasir Panjang Karang Bersulam dan Lubuk Papan Damnah. Apalagi Lubuk Papan saat ini sudah kita tata sehingga mampu menampung pengunjung lebih banyak dari sebelumnya.
Selain itu, pihaknya sudah mengontak beberapa mitra yang ada di Singapura dan Malaysia. Jika mereka ingin menghadiri acara mandi syafar di Lingga bisa memenfaatkan jalur transportasi laut dari Sekupang, Batam yang setiap hari melayani jalur Tanjung Buton, Daik Lingga. bahkan bisa menggunakan jalur tranportasi laut dari Tanjungpinang,Lingga ataupun Tanjungpinang,Pancur.
Bupati Lingga H Daria mengharapkan kepada masyarakat agar senantiasa dapat melestarikan kegiatan ritual mandi Shafar. Khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, ditegaskan Bupati agar secara terus menerus dapat mengemas kegiatan tahunan yang diselenggarakan pada bulan kedua tahun Hijriah itu.  Hal ini agar dapat menjadi salah satu daya tarik pariwisata  bagi wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke Lingga.(herizan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar