tepuk tepung tawar
TEPUK
TEPUNG TAWAR
Salah Satu
Tradisi Masyarakat Melayu
Tanjungpinang
, Tepung Tawar merupakan tradisi dalam masyarakat melayu. Tepung
tawar dilakukan dengan cara tersendiri yaitu tepung diaduk kemudian ditungkal
dan penawar yang terbuat dari daukn kelapa dicelup pada tepung dan dicapkan
pada kening , tangan kiri dan kanan, pusat, kaki kiri dan kaki kanandengan
membaca selawat nabi atau doa untuk memohon keselamatan. Upacara tepung tawar
ini masih membudaya pada masyarakat melayu.
Ada
3 jenis tepung tawar yang sering digunakan yaitu ramuan rinjisan, ramuan
penabur dan pedupaan (perasapan). Masing-masing ketiga jenis tepung tawar
tersebut memppunyai cirri dan cara tersendiri. Tepung tawar ramuan rinjisan
yaitu dengan cara mangkuk putih (dulu tempurung kelapa puan) berisi air biasa,
segenggam beras putih dan sebuah jeruk purut yang telah diiris-iris. Didalam
mangkuk tersebut juga diletakkan sebuah ikatan daun-daunan yang terdiri dari 7
macam daun yaitu : daun kelinjuhang / jenjuang ( tumbuhan berdaun panjang lebar
berwarna merah), tangkai pohon pepulut / setawar (tumbuh-tunbuhan berdaun tebal bercabang), daun gandarus
(tumbuhan berdau tipis berbentuk lonjong), daun ribu-ribu (tumbuhan melata
berdaun kecil bercangah), daun keududuk / senduduk, daun sedingin, dan pohon
sembau dengan akarnya. Ketujuh daun tersebut diikat dengan akar atau benang
menjadi satu berkas kecil sebagai rinjisan.
Ramuan
penabur, ramuan ini dilkukan dengan cara wadah terletak sepiring beras putih,
sepiring beras kuning, sepiring bertih dan sepiring tepung beras. Bahan
tersebut mempunyai lambang tersendiri yaitu beras putih merupakan lambang
kesuburan, beras kuning melambangkan
kemuliaan dan kesungguhan, bertih melmbangkan perkembangan, bunga rampai
merupakan keharuman, tepung beras melmbangkan kebersihan hati. Arti keseluruhan
bahan-bahan diatas adalah kebahagian. Pedupaan , upacara ini dilakukan dengan
cara kemeyan atau setanggi dibakar yang bias diartikan sebagai pemujaan atau
doa kepada yang maha kuasa agar agar permintaan dimaksudkan dapat restu
hendaknya. Pedupaan ini sangat jarang dilakukan pada upacara tepuh tawar
yang sering dilakukan sekarang.(siti aisyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar